12 September 2006

lagi Kasmaran

Bidadariku
Namamu tak terukir
Dalam catatan harianku
Asal usulmu tak hadir
Dalam diskusi kehidupanku
Wajah wujudmu tak terlukis
Dalam sketsa mimpi-mimpiku
Indah suaramu tak terekam
Dalam pita batinku
Namun kau hidup mengaliri
Pori-pori cinta dan semangatku
Sebab Kau adalah hadiah agung
Dari Tuhan untukku

Aal-BASYAIBAN

Aal-BASYAIBAN


Mereka bernasab kepada waliyullah Abu Bakar bin Muhammad Asadillah bin Hasan Atturabi bin Ali bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam.

Basyaiban berasal dari kata al-Syaibu yang artinya beruban. Beliau diberi gelar dengan al-syaiban karena berusia lanjut dan mempunyai rambut putih, hal tersebut menambah kebesaran dan kewibawaan beliau.

Waliyullah Abu Bakar Basyeban lahir di kota Tarim, dikarunia 2 orang anak lelaki, satu diantaranya yaitu: Ahmad Basyeban.

Waliyullah Abu Bakar Basyaiban wafat di Tarim tahun 807 H.

Fakta yang unik adalah bahwa keluarga ini sudah tidak ada di Hadhromaut Yaman, namun berkembang dan lestari di Indonesia. Fakta lain adalah bahwa keluarga ini adalah salah satu dari keluarga Alawiyyin yang pertama hijrah ke Indonesia.

Tidak mengherankan jika terjadi proses pembauran dan asimilasi dengan pribumi, dimana fase ini bisa disebut sebagai fase babat alas dan pembangunan fondasi tonggak bagi Alawiyyin di Indonesia.

Jika ditanya dimana keluarga Basyaiban ini dapat dijumpai sekarang ini, maka diantara daerah yang menjadi kantong keluarga Basyaiban yaitu Pekalongan (Krapyak), Magelang (Tuguran) dan Surabaya (Sidoresmo). @basyaiban